Menonton TV Berlebih Akibatkan Obesitas Pada Anak Usia Batita
Era digital memanjakan mata dan membuat anak menjadi malas bergerak. Televisi merupakan tontonan yang tetap bertahan pada tingkatan mengasyikkan bagi dunia anak. Pasalnya, ia tidak perlu menggerakkan menggunakan tangan melalui jarak dekat, dan tidak begitu merusak mata. Orangtua mereka pun lebih ringan untuk memilihkan menu tontonan yang berkualitas dan penuh pengetahuan.
Dengan televisi, anakpun akan diam dan tidak begitu disibukkan dengan bermain yang membahayakan. Anak memiliki tingkatan perkembangan otak yang berbeda dalam menerima beban tontonan acara, jika orangtua ingin menjadi bijak, kenali perkembangan mereka melalui usianya.
Ini Pola Kebiasaan yang Baik dengan Mengetahui Tahapan Perkembangan Anak
Dalam perkembangan Proprium (perkembangan anak sejak lahir hingga dewasa), si kecil akan mempelajari bahasa aku. Dengan mengenal kata “Aku” serta perilakunya tentu saja pasti meniru apa yang si kecil lihat, nah di bawah ini ada tahapannya:
1. Anak Usia 1 Hingga 2 Tahun
salah satu tokoh keilmuan, Allport mengatakan bahwa perkembangan proprium anak usia di bawah 15 bulan ia akan belajar mengenali tubuhnya sebagai “aku” dan menyadari sensasi tubuhnya sendiri. Anak usia di bawah 2 tahun, mulai mengenal lingkungan, menggunakan bahasa, dan berbicara. Anak usia di atas 2 tahun, ia akan mengerjakan sesuatu, membuat sesuatu terjadi, mengontrol dunianya, dan bangga dengan karyanya.
2. Anak Usia di Atas 2 Tahun
Perkembangan Proparium anak usia di bawah tiga tahun (di atas dua tahun), sangat rentan meniru gaya yang biasa mereka tonton. Orangtua yang tidak ingin terganggu oleh anaknya dalam melakukan suatu aktivitas sehari-hari, lebih cenderung mengajak anaknya bersikap diam dan tenang. Di era digital, hal itu lebih mudah dilakukan. Yaitu dengan memberikan HP atau Televisi sebagai media penyalur dunia bermain. Anggapan orangtua pastilah aman terhadap mainan dan benda tajam. Jika anak itu berusia di bawah tiga tahun.
Saat Salah Tuntunan Pada Usia 2 Tahun Akibatkan Obesitas Pada Anak
Setelah anak Anda mengenal kebiasaan dan menjadikan hal itu sebagai tuntunan, pada masa usia 2 tahun, akibatnya pun fatal. Misalnya saja dengan terbiasa melihat televise dan lain sebagainya.
Di usia tersebut, mereka lebih mengenal pola tontonan untuk tiruan. Otak mereka lebih terprogram meniru sesuatu hal yang baru, dan mempelajarinya. Televisi pun menjadi pilihan teraman tetapi tetap membahayakan. Mengapa? Televisi adalah tontonan yang memperkuat pusat perhatian anak, dunia anak akan teralihkan pada dunia televisi. Mereka akan diam dan fokus untuk mengamati sesuatu hal yang baru. Lalu bagaimana dengan kegiatan mereka yang mengharuskan bergerak? Dengan televisi, anak akan lebih banyak tidak bergerak, dan menjadi malas untuk melakukan sesuatu, lalu suka ngemil makanan ringan.
Tontonan televisi yang penuh dengan iklan makanan membuat anak akan senang membeli makanan ringan. Sesuatu yang dilakukan berulang-ulang pada anak usia emas mengakibatkan kognitifnya menjadi peka. Mereka akan menganggap bahwa hal itu adalah benar dan layak untuk dilakukan.
Iklan pada televisi lebih banyak mengenalkan makanan ringan dibanding dengan makanan yang berat seperti nasi. Makanan ringan yang tidak sehat karena siap saji ini menurut beberapa sumber yang telah melakukan penelitian mengungkapkan bahwa mengurangi konsumsi TV berhubungan dengan rendahnya kenaikan berat badan dan Indeks Massa Tubuh (BMI), yaitu pengukuran angka ideal berat dan tinggi badan sesuai usia.
Dengan demikian, sebagai orangtua waspadalah dengan era digital yang tidak hanya berdampak positif lewat Serial TV Anak, karena ia juga bisa berdampak negatif bagi kesehatan, terutama penyakit obesitas bagi penggemar berat TV, karena kurangnya gerak. Boleh melihat asalkan berimbang dengan olahraganya.
Seimbangi dengan Kebiasaan Sehat
Semua anak akan tumbuh dengan pola kebiasaan yang orangtua dan keluarga mereka terapkan. Sehingga, dengan cara menerapkan pola kebiasaan yang baik, si kecil pun akan mengikuti.
Mau tau, apa saja yang bisa diterapkan dengan kebiasaan yang membantu perkembangan tumbuh anak Anda menjadi lebih baik lagi?
1. Waktu Tonton Televisi atau HP yang Tepat
Anak kecil, masih usia dini, akan lebih mudah diatur daripada nanti ketika ia sudah melewati masa usia dini. Jadi, ajari si kecil sejak masih batita, biarkan si kecil mengenal pola kebiasaan yang baik.
Waktu tonton TV yang terlalu banyak, membuat anak sangat mengenal detail apa-apa yang ada di televisi. Misalnya saja seponsor yang menyajikan makanan dan membuat anak semakin tertarik dengan makanan itu.
Ajari waktu tonton juga, misal sudah waktu petang, lebih baik Anda mengajarinya ngaji bersama. Si kecil pun jatah menontonnya menjadi berkurang.
2. Kontrol Makanan yang Masuk
Tips yang kedua, Anda juga harus mengontrol makanan yang biasa masuk ke tubuh anak Anda. Sebagai orangtua, tentu saja mengerti, bahwa anak kecil usia dini selalu tertarik dengan jajanan ringan seperti yang terjual di toko-toko.
Masa anak yang demikian, kita hanya bisa mengajarinya dengan mengurangi jatah jajan. Misalnya saja, berikan pengertian, tidak boleh makan jajanan terlalu banyak. Cukup sehari satu saja.
Hal ini akan diterapkan hingga ia dewasa, pola pikirnya akan berbeda ketika ia dewasa nanti.
3. Biasakan Makan Jajanan Rumahan
Yang ketiga, Anda juga bisa memberikan alternatif dengan sering membuat jajanan dari rumah. Jika Anda siap membuatkan, anak tidak akan terlalu banyak makan jajanan dari luar.
Hanya ketika si kecil ingin saja, diberikan secukupnya, selebihnya buatkan sendiri di rumah.
Penutup
Cara-cara di atas, merupakan hal yang harus diterapkan sejak dini. Menghindari pola makan yang kurang baik, biar si kecil tidak sampai mengalami obesitas.
Sekian dari penulis, semoga bisa diterapkan dalam merawat si kecil ya Bun!
Posting Komentar untuk "Menonton TV Berlebih Akibatkan Obesitas Pada Anak Usia Batita"